Selamat Hari Pergerakan Perempuan Indonesia !!!

Selamat Hari Pergerakan Perempuan Indonesia !!!

Tanggal 22 Desember, merupakan hari dilaksanakannya Kongres Perempuan Indonesia pada tahun 1928. Berbagai persoalan perempuan di Indonesia dibahas pada kongres tersebut. Pergerakan perempuan di Indonesia terus berkembang, terutama dengan semakin kompleksnya situasi dan permasalahan yang dihadapi perempuan Indonesia saat ini.

Kerusakan ekologi dan bencana iklim yang semakin tak terbendung, semakin memperparah kondisi ketidakadilan dan pelanggaran hak perempuan di Indonesia. Pembangunan infrastruktur, tambang, perkebunan monokultur, dan industri ekstraktif lainnya, telah menggusur Perempuan dari alamnya dan menambah beban dan ketidakadilan bagi Perempuan.

Bertepatan Hari Pergerakan Perempuan Indonesia, WALHI menyerukan kepada seluruh Perempuan di Indonesia untuk terus mendukung dan bergerak bersama dalam penyelamatan lingkungan hidup.

Baca informasi terkait:

  1. Perjuangan Perempuan atas Lingkungan Hidup di Papua dan Sulawesi Selatan
    Ada kelompok rakyat yang berjenis kelamin perempuan yang mengalami lapis-lapis kekerasan atas praktek sumber daya alam yang eksploitatif seperti industri tambang, perkebunan sawit, hutan tanaman industri maupun pembangunan infrastruktur skala besar, yang menghancurkan sumber kehidupan perempuan. Di sisi yang lain, kita juga menyaksikan di berbagai tempat di Indonesia, perempuan berada di garis depan dalam memperjuangkan hak atas lingkungan hidup dan wilayah kelolanya. Peran perempuan sangat besar dalam pengelolaan sumber daya alam.

  2. “Suara Gugatan Perempuan Korban Lapindo: Apa Yang Terjadi Pada Tubuh Kami? Dimana Tanggung Jawab Negara”
    Ada banyak kasus kehilangan hak korban Lapindo yang sampai sekarang tidak pernah mendapat perhatian pemerintah, dalam urusan kesehatan misalnya, banyak sekali muncul gejala-gejala penyakit berat seperti kanker, jantung dan ISPA sekarang harus diderita oleh korban Lapindo, sementara tidak ada sama sekali jaminan kesehatan yang dikhususkan untuk korban Lapindo. Ini menyebabkan korban Lapindo harus mengeluarkan biaya ekstra untuk ongkos kesehatan mereka di rumah sakit

  3. Perempuan Menggagas Agenda Politik untuk Penyelamatan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
    Kasus lingkungan dan SDA di pesisir, laut, hutan, perkebunan, pertambangan, infrastruktur, masalah air dan pangan, telah mencerabut identitas dan keterikatan perempuan atas sumber daya alam dan lingkungannya. Secara nyata perempuan mengalami penindasan, kekerasan, ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dampaknya berlapis dan mendalam terhadap perempuan dan komunitasnya.