Tinjauan Lingkungan Hidup 2022
Membangkang Konstitusi
Mewariskan Krisis Antargenerasi
Berdasarkan data BNPB, sepanjang 2021 terjadi 2.943 kejadian bencana, yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, yaitu banjir sebanyak 1.288 kejadian, longsor 623, dan puting beliung 677 kejadian. Walhi memprediksi tahun 2022 bencana hidrometeorologi akan meningkat sebesar 7%. Sementara untuk banjir akan meningkat di + 17% dan longsor + 7%. Angka ini akan meningkat signifikan jika tidak ada upaya pemulihan lingkungan hidup berbasis capaian, serta upaya menurunkan angka kerentanan.
Bukan hanya bencana alam, perampasan Wilayah Kelola Rakyat, deforestasi penghancuran lingkungan, dan penggusuran, juga akan mengalami peningkatan jika pengurus negara terus menggenjot 211 proyek dan program strategis nasional, yang dilegitimasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja. Setidaknya ada sebanyak 47 proyek (17%) bendungan, pembangunan jalan tol sebanyak 56 proyek (30%), pelabuhan sebanyak 15 proyek, sebanyak 8 proyek pembangunan bandara, sebanyak 16 proyek kereta api, sebanyak 15 sektor energi, program food estate, program Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di 5 provinsi, serta proyek/program lainnya. Proyek-proyek strategis ini akan menambah rentan wilayah perkotaan, hutan serta pesisir dan pulau-pulau kecil.
Potret krisis ini akan menjadi nyata, ketika negara terus-menerus melakukan pembangkangan terhadap konstitusi, salah satunya tetap mengimplementasikan UU Cipta Kerja serta aturan turunannya. Seperti yang baru-baru saja terjadi, penerbitan Peraturan Presiden Nomor 113 Tahun 2021 tentang Struktur dan Penyelenggaraan Badan Bank Tanah, pasca putusan MK yang menyatakan bahwa UU Cipta Kerja inkonstitusional bersyarat.
Selengkapnya, sila unduh link berikut:
Tinjauan Lingkungan Hidup 2022