Hari Tani Nasional ini dilaksanakan secara serentak di Indonesia melalui aliansi organisasi KNPA (Komite Nasional Pembaruan Agraria). Dalam aliansi ini, WALHI tergabung dengan KPA (Konsorsium Pembaruan Agraria), Solidaritas Perempuan, GEBRAK (Gerakan Buruh Bersama Rakyat), SPP (Serikat Petani Pasundan), SPRI (Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia) dan organisasi mahasiswa.
Aksi hari tani ini dilakukan dengan berjalan kaki atau long march dari depan Istana Negara Jln. Veteran No. 17 Jakarta Pusat hingga ke depan gedung DPR RI Jln. Gatot Subroto No. 1 Senayan Jakarta Pusat. Peserta masa aksi adalah petani-petani yang di mobilisasi dari Jawa Barat dan Sumatera. Sebagian besar peserta yang mengikuti aksi adalah ibu-ibu beserta anak dan suaminya yang merupakan anggota serikat petani. Selain itu ada juga anggota serikat buruh yang tergabung dalam Gebrak dan aktivis mahasiwa yang berasal dari organisasi masyarakat sipil.
Aksi hari tanai ini dilakukan untuk memperingati lahirnya UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) 1960 – sebagai produk kebijakan pemerintah, UU ini dianggap pro petani kecil sehingga semangat untuk menyuarakan kembali reforma agraria terus dirayakan setiap tahunnya sejak UU tersebut diganti dengan UU sektoral dan penanaman modal di era Presiden Soeharto.
Sesuai rapat teknis lapangan, aksi ini hanya untuk mengkritisi kebijakan Pemerintah dan tidak melakukan dialog. Namun, setelah sampai di depan Istana Negara masa aksi yang sedang berorasi diminta untuk bertemu dengan Presiden Jokowi untuk berdialog terkait masalah agraria di Indonesia. Beberapa perwakilan KNPA kecuali WALHI langsung bertemu Presiden Jokowi untuk mendiskusikan tuntutan masa yang mengusung reforma agraria sebagai isu utama. Selain itu, ada juga aksi simbolik yang dilakukan masa aksi seperti merobek sertifikat Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dan poster-poster konflik agraria di seluruh Indonesia. Tindak lanjutnya, Presiden berjanji untuk memimpin reforma agraria di Indonesia dan akan mengundang kembali perwakilan petani untuk mendalami masalah agraria yang menjadi tuntutan mereka.
Setelah berdialog dengan Presiden, koordinator KNPA Dewi Kartika menyampaikan ke masa aksi apa konteks diskusi dan tindak lanjut pertemuan tersebut. Setelah itu, masa aksi bergerak menuju gedung DPR RI untuk menyampaikan aspirasinya. Tiba di gedung DPR RI, masa KNPA bergabung dengan masa aksi lainnya yang sudah tiba lebih dulu menyampaikan tuntutannya.